MAKALAH
TEORI LINGKUNGAN
“PERKEMBANGAN PENDUDUK INDONESIA”
Disusun Oleh :
Brilian Ardi Kusuma
11417256
Kelas : 2IB01
MATA
KULIAH : TEORI
LINGKUNGAN
DOSEN : ANDI ASNUR PRANATA MUHIBAH HADMAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2018
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Perkembangan
Penduduk Indonesia”. Adapun Penulisan Ilmiah ini disusun guna menyelesaikan
tugas Teori Lingkungan.
Penulis menyadari bahwa
terselesainya Penulisan Ilmiah ini tak lepas dari peran serta berbagai pihak
yang telah membantu baik berupa materil maupun spiritual, bimbingan, petunjuk
dan saran, dukungan dan dorongan yang diberikan kepada penulis, sehingga
Penulisan Ilmiah ini dapat selesai tepat waktu. Untuk itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1.
Bapak
Andi Asnur Pranata Muhibah Hadmar selaku dosen Teori Lingkungan.
2.
Teman-teman
mahasiswa Universitas Gunadarma angkatan 2017 khususnya kelas 2IB01 terimakasih atas do’a dan
dukungannya.
3.
Serta
semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
hingga terselesaikannya Penulisan Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Penulisan
Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis dengan senang hati
menerima kritik dan sarannya yang membangun. Akhir kata penulis berharap,
semoga Penulisan Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Depok, 03 November 2018
BAB I
PENDAHULUIAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara dengan
kekayaan dan keragaman alam serta budaya yang luar biasa. Tingkat pertumbuhan
penduduk di Indonesia termasuk tinggi, yakni sekitar 1,98% per tahun. Indonesia
merupakan negara dengan nomor urut keempat dalam besarnya jumlah penduduk
setelah China, India, dan Amerika Serikat. Menurut data statistik dari BPS,
jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah 225 juta jiwa, dengan angka
pertumbuhan bayi sebesar 1,49 % per tahun. Angka pertumbuhan ini relatif lebih
kecil dibandingkan dengan angka pertumbuhan bayi pada tahun 1970, yaitu sebesar
2,34%. Dengan jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, maka pertambahan penduduk
setiap tahunnya adalah 3,5 juta jiwa. Jumlah itu sama dengan jumlah seluruh
penduduk di Singapura.
Banyak
hal yang harus diperhatikan secara seksama oleh negara untuk kemakmuran
rakyatnya, dan masalah kependudukan merupakan salah satu masalah yang dialami
hampir setiap daerah di Indonesia. Lonjakan penduduk yang sangat tinggi atau
baby booming di Indonesia akan berdampak sangat luas, termasuk juga dampak bagi
ekologi atau lingkungan hidup. Hal itu dapat mengganggu keseimbangan, bahkan
merusak ekosistem yang ada.
Perkembangan
atau kenaikan jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan upaya penangangan
kenaikan tersebut juga dapat mengakibatkan kemiskinan, penyakit yang berkaitan
dengan lingkungan hidup, dan sebagainya. Oleh karena itu, pada makalah ini
penulis akan membahas lebih lanjut mengenai perkembangan penduduk Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
a.
Apa landasan perkembangan penduduk
Indonesia?
b.
Bagaimanakah pertumbuhan penduduk
dan pemukiman di Indonesia?
c. Bagaimanakah
pertumbuhan penduduk dan pendidikan di Indonesia?
d. Bagaimanakah
pertumbuhan penduduk dan penyakit yang berkaitan dengan lingkungan hidup?
e. Bagaimanakah
kaitan pertumbuhan penduduk dengan kelaparan?
f. Apa yang dimaksud
dengan kemiskinan dan keterbelakangan?
1.3 Tujuan Penulisan
a.
Menjelaskan tentang landasan
perkembangan penduduk Indonesia,
b.
Menjelaskan tentang pertumbuhan
penduduk dan pemukiman di Indonesia,
c. Menejelaskan
tentang pertumbuhan penduduk dan pendidikan di Indonesia,
d. Menjelaskan tentang
pertumbuhan penduduk dan penyakit yang berkaitan dengan lingkungan hidup,
e. Menjelaskan
tentang kaitan pertumbuhan penduduk dengan kelaparan,
f. Menjelaskan
tentang kemiskinan dan keterbelakangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan
Perkembangan Penduduk Indonesia
Pertumbuhan
penduduk adalah perubahan atau pertambahan jumlah penduduk yang dipengaruhi
oleh faktor kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk (migrasi).
Pertumbuhan penduduk terdiri atas dua macam, yaitu sebagai berikut:
1. Pertumbuhan penduduk alami,
yaitu pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh kelahiran dan kematian.
2. Pertumbuhan penduduk total,
yaitu pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, imigrasi,
dan emigrasi.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk terdiri dari 2 faktor yaitu kelahiran
dan kematian. Berikut merupakan faktor yang memepengaruhi pertumbuhan penduduk
1. Kelahiran
(natalitas/fertilitas): Kelahiran adalah kemampuan seorang wanita melahirkan
yang tercermin dalam jumlah bayi yang dilahirkan. Angka kelahiran ialah
rata-rata banyaknya bayi yang lahir dari tiap 1.000 orang penduduk dalam satu
tahun. Angka kelahiran dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Angka
kelahiran kasar: Angka kelahiran kasar adalah jumlah tiap kelahiran 1.000 orang
penduduk pada suatu daerah dalam waktu satu tahun.
b. Angka
kelahiran khusus: Angka kelahiran khusus adalah angka yang menunjukkan
banyaknya kelahiran hidup dari 1.000 wanita usia tertentu dalam waktu satu
tahun. Yang dimaksud usia tertentu, misalnya: pada usia 20-24 tahun, 25-29
tahun, 30-39 tahun, dan seterusnya.
2. Kematian
(mortalitas): Angka kematian adalah jumlah kematian setiap seribu penduduk
setiap tahun.
a. Angka
kematian kasar: Angka kematian kasar adalah angka yang menunjukkan jumlah
kematian setiap 1.000 penduduk per tahun. Berikut ini penggolongan kematian
kasar, yaitu:
1) Angka
kematian rendah, jika angka kematian kurang dari 10.
2) Angka
kematian sedang, jika angka kematian antara 10 – 20.
3) Angka
kematian tinggi, jika angka kematian lebih dari 20.
b. Angka
kematian khusus : Angka kematian khusus adalah rata-rata banyaknya orang yang
meninggal dari tiap 1.000 orang penduduk per tahun.
Tingkat
pertumbuhan populasi Indonesia antara tahun 2000 dan 2010 adalah sekitar 1.49
persen per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi di propinsi Papua (5.46
persen), sementara pertumbuhan populasi terendah terjadi di propinsi Jawa
Tengah (0.37 persen). Program Keluarga Berencana (KB) dikoordinasi oleh
institusi pemerintah, yaitu Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN). Program KB dimulai pada tahun 1968 semasa pemerintahan presiden
Suharto dan sampai saat ini masih diteruskan oleh presiden2 penerusnya. Program
ini adalah strategi penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia karena
pertumbuhan populasi yang rendah akan menyebabkan tingkat PDB per kapita yang
lebih tinggi, yang juga akan meningkatkan pendapatan, tabungan, investasi serta
menurunkan tingkat kemiskinan.
Menurut
proyeksi yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan menilik
populasi absolut Indonesia di masa depan, maka negeri ini akan memiliki
penduduk lebih dari 270 juta jiwa pada tahun 2025, lebih dari 285 juta jiwa
pada tahun 2035 dan 290 juta jiwa pada tahun 2045. Baru setelah 2050 populasi
Indonesia akan berkurang. Menurut proyeksi PBB pada tahun 2050 dua pertiga
populasi Indonesia akan tinggal di wilayah perkotaan. Sejak 40 tahun yang lalu
Indonesia sedang mengalami sebuah proses urbanisasi yang pesat makanya sekarang
sekitar separuh dari jumlah total penduduk Indonesia tinggal di wilayah
perkotaan. Proses ini menunjukkan perkembangan positif bagi perekenomian
Indonesia karena urbanisasi dan industrialisasi akan membuat pertumbuhan ekonomi
lebih maju dan menjadikan Indonesia negeri dengan tingkat pendapatan menengah
ke atas.
2.2 Pertumbuhan
Penduduk dan Lingkungan Pemukiman
Lingkungan pemukiman adalah tempat atau
dimana semua warga menempati dan menjadikan sebagai tempat tinggal,tempat usaha
atau sebagai sumber usaha dan sebagainya. Lingkungan pemukinman akan menjadi
baik atau lebih buruk tergantung pada pengelolaan yang menempati wilayah
tersebut.
Perkembangan suatu kota yang semakin pesat
dapat memacu juga kepadatan suatu daerah. Hal ini disebabkan karena beragamnya
kebutuhan hidup masyarakat perkotaan dan adanya upaya untuk memberi kemudahan
dalam memenuhi kebutuhan manusia tersebut. Pertumbuhan penduduk yang semakin
besar sebagai akibat dari perkembangan pada aktivitas kota dan proses
industrialisasi terutama di beberapa kota di Indonesia yang mengakibatkan
banyak berkembangnya kawasan komersial. Berkembangnya suatu kota pasti akan
diikuti oleh pertambahan jumlah penduduk. Salah satu permasalahan yang muncul
seiring dengan perkembangan suatu kota adalah masalah perumahan dan pemukiman.
Menurut Bintarto (Pos Kota edisi Juni, 2012) pemukiman menempati areal paling
luas dalam pemanfaatan ruang, mengalami perkembangan yang selaras dengan
perkembangan penduduk dan mempunyai pola-pola tertentu yang menciptakan bentuk
dan struktur suatu kota yang berbeda dengan kota lainnya.
Perkembangan permukiman pada bagian-bagian
kota tidaklah sama, tergantung pada karakteristik kehidupan musyarakat,
potensial sumber daya kesempatan kerja yang tersedia, kondisi fisik alami serta
fasilitas kota yang terutama berkaitan dengan infrastruktur. Kemajuan dan
perkembangan suatu kota tidak terlepas dari pembentuk kota. Pembentuk tersebut
meliputi sosial budaya, ekonomi, pemukiman, kependudukan, sarana dan prasarana
serta transportasi.
2.3 Pertumbuhan
Penduduk dan Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu unsur yang sangat penting bagi
setiap warga negara. Tingkat pendidikan atau mutu pendidikan yang tinggi dapat
membuat sumber daya manusia (SDM)
menjadi lebuh baik, dampaknya negara akan menjadi lebih maju.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi jika tidak di iringi dengan upaya
penanggulangannya dapat berdampak buruk bagi suatu negara, salah satunya di
bidang pendidikan. Dengan jumlah penduduk yang besar maka kebutuhan akan
fasilitas-fasilitas sosial, pendidikan dan pekerjaan juga ikut meningkat. Jika
penduduk di suatu kota yang padat tidak terpenuhi fasilitas pendidikannya maka
akan menyebabkan penurunan tingkat pendidikan wilayah tersebut. Tingkat
pendidikan yang rendah dapat menyebabkan pengangguran sehingga dampak pada
tingkat perekonomian juga memburuk. Jika masalah ini terus diabaikan maka
kemerosotan negara tidak dapat dihindari. Tingkat pendidikan yang buruk dapat
menyebabkan anak-anak mengalami depresi. Hal ini memicu terjadinya
pekerjaan-pekerjaan yang tidak layak dilakukan oleh anak-anak di bawah umur.
Bahkan dampak lain dari masalah ini bisa menyebabkan tingkat tindakan kriminal
yang dilakukan anak-anak meningkat.
2.4 Pertumbuhan
Penduduk dan Penyakit yang Berkaitan dengan Pertumbuhan Penduduk
Kepadatan penduduk yang tinggi dapat
mempengaruhi tumbuhnya kawasan kumuh yang terjadi akibat
tidak terbendungnya arus urbanisasi. Di saat banjir, lingkungan yang kumuh
sering terjangkit penyakit seperti: malaria, demam berdarah, gatal –gatal,
penyakit kulit, dan sebagainya. Di karenakan pada saat banjir, selokan –
selokan yang ada di permukiman kumuh tersumbat oleh sampah yang mereka buang
sendiri dan tata ruang kota yang kurang baik.
Selain
itu banyaknya wilayah hijau di perkotaan sekarang beralih fungsi sebagai
bangunan – bangunan pencakar langit, mal – mal yang banyak. Sehingga daya serap
air di wilayah perkotaan sangat sedikit. Dengan sedikitnya air yang di serap di
wilayah tersebut maka terjadilah genangan air yang semakin lama semakin
membesar dengan terjadinya hujan. Dengan terjadinya bencana banjir, maka datang
lagi bencana selanjutnya yaitu penyakit yang menjadi wabah paling ampuh saat
banjir. Banyaknya wabah penyakit yang di jangkit oleh masyarakat saat banjir,
itu semua sangat menggangu kesehatan masyarakat. Karena air banjir membawa
berbagai macam penyakit yang sebagian besar di sebarkan oleh tikus dan nyamuk.
2.5 Pertumbuhan Penduduk dan Kelaparan
Pertumbuhan
penduduk yang tinggi dapat menyebabkan kemiskinan. Hal tersebut dapat terjadi
karena dengan adanya pertumbuhan penduduk yang tinggi akan mengakibatkan
meningkatnya kebutuhan akan lapangan pekerjaan. Jika lapangan pekerjaan yang
ada tidak mencukupi akan banyaknya penduduk yang membutuhkan pekerjaan, maka
akan terjadi banyak pengangguran. Pengangguran tersebut akan berdampak pada
masalah-masalah ekonomi yang dapat mengakibatkan kemiskinan, gizi buruk, hingga
kelaparan.
2.6 Kemiskinan
dan Keterbelakangan
Kemiskinan dan Keterbelakangan adalah keadaan
dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan ,
pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat
disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses
terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global.
Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara
yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
Kemiskinan dapat mengakibatkan para penduduk
tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi minimal bagi dirinya sendiri maupun bagi
keluarganya. Dampak kemiskinan terhadap lingkungan sosial tampak mengalirnya
penduduk ke kota-kota tanpa bekal pengetahuan apalagi bekal materi. Akibatnya
antara lain ialah banyaknya tukang becak, pemungut punting, gelandangan,
pengemis, dan sebagainnya yang menghuni kampung-kampung liar dan jorok di
gubuk-gubuk reot yang tidak pantas didiami manusia. Sebab-sebab kemiskinan yang
pokok bersumber dari empat hal, yaitu mentalitas si miskin itu sendiri,
minimnya ketrampilan yang dimilikinya, ketidakmampuannya untuk memanfaatkan
kesempatan-kesempatan yang disediakan, dan peningkatan jumlah penduduk yang relatif
berlebihan.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Pertumbuhan penduduk dapat berdampak buruk jika tidak
diiringi dengan upaya penanggulangannya yang baik. Lonjakan jumlah penduduk
dapat mengakibatkan terpuruknya ekonomi penduduk hingga menyebabkan kemiskinan.
Pertumbuhan penduduk juga berkaitan dengan lingkungan, karena pertumbuhan
penduduk yang tinggi dapan menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem hingga
berkurangnya lahan hijau karena dibangun untuk kebutuhan tinggal para penduduk.
3.2
SARAN
a. Seharusnya
pemerintah lebih memperhatikan perkembangan penduduk di Indonesia agar tidak
berdampak negatif.
b. Sebaiknya kita
meningkatkan kualitas pendidikan kita agar kita mampu bersaing dalam dunia
pekerjaan dan tingkat kemiskinan dapat berkurang.
c. Seharusnya
pemerintah membuat lapangan perkerjaan dalam jumlah yang banyak agar tingkat
kemiskinan dapat berkurang.
DAFTAR PUSTAKA