Minggu, 26 November 2017

Tingkah laku perusahaan agar tidak mengalami penurunan

Tugas Teori Ekonomi dan Management

 










ANGGOTA :
1.    Arif Budiman
2.    Brilian Ardi Kusuma
3.    Andrico Yoga Pratama
4.    Ridho Pamenang
5.    Kartiko Cahyo tetuko

 KELAS :
 1IB02



DAFTAR ISI


Kata pengantar ..................……………………………………………………….(2)
BAB 1
Pendahuluan ..............................................................................( 3 )
BAB 2
Teori ...........................................................................................( 6 )
BAB 3
Isi ................................................................................................( 9 )
BAB 4
Penutup .....................................................................................(14)
BAB 5
Daftar Pustaka ........................................................................... (15)




Kata pengantar

            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

    Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

    Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Depok,20 oktober 2017


Penyusun




BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar belakang
Seiring perkembangan zaman, banyak hal yang terjadi pada era globalisasi saat ini.Contoh nya pada bidang Ekonomi, Banyak sekali hal yang berubah pada Bidang Ekonomi zaman ini. Dari cara bertransaksi, cara mempromosikan produk, Persaingan antar Perusahaan, dan lain sebagainya. Dalam Makalah ini, kami akan membahas pelaku utama di Bidang Ekonomi, Yaitu Perusahaan. Banyak sekali perusahaan-perusahaan yang terlena saat mereka pada titik puncak kejayaan atau titik kesuksesan sebuah perusahaan. Padahal di titik tersebut perusahaan mereka mengalami titik jenuh yang bisa mengakibatkan penurunan kejayaan sebuah perusahaan.
Oleh karena itu,kami akan membahas permasalahan ini dan memberi solusinya secara rinci.

1.2              Rumusan masalah
1.      Bagaimana meningkatkan kinerja perusahaan?
2.      Bagaimana menaikan kreativitas perusahaan untuk menghilangkan atau mencegah titik jenuh?
3.      Bagaimana cara bersaing dengan perusahaan lain?
4.      Bagaimana cara paling efektif untuk mempromosikan produk?
5.      Bagaimana cara mempertahankan grafik perusahaan agar selalu meningkat?



1.3             Tujuan
1.       Menjelaskan tentang cara meningkatkan kinerja perusahaan.
2.      Menjelaskan tentang cara menaikan kreativitas perusahaan untuk menghilangkan atau mencegah titik jenuh.
3.      Menjelaskan tentang cara bersaing dengan perusahaan lain.
4.      Menjelaskan tentang cara paling efektif untuk mempromosikan produk.
5.      Menjelaskan tentang cara mempertahankan grafik perusahaan agar selalu meningkat.

1.4             Manfaat penulisan
Berdasarkan penulisan makalah ini pembaca dapat memperoleh beberapa manfaat, yaitu pembaca dapat mengetahui cara meningkatkan kinerja perusahaan dan dapat mengetahui bagaimana cara mempertahankan agar grafik perusahaan terus mengalami peningkatan, serta dapat mengetahui bagaimana cara bersaing dengan perusahaan lain.










BAB II
TEORI
A. Pengertian
A.Pengertian perilaku
                Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
            Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.
            Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua

Perilaku tertutup (convert behavior)
            Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

Perilaku terbuka (overt behavior)
            Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

B.      Pengertian perusahaan
                Menurut pendapat Kansil (2001 : 2) definisi atau pengertian perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.
            Menurut pendapat Swastha dan Sukotjo (2002 : 12) definisi atau pengertian perusahaan adalah adalah suatu organisasi produksi yang menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan.
            Menurut pendapat lain definisi atau pengertian perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor-faktor produksi.
C. Pengertian industri
                Industri berasal dari bahasa latin, yaitu industria yang artinya buruh atau tenaga kerja. Dewasa ini, istilah industri sering digunakan secara umum dan luas, yaitu semua kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam rangka mencapai kesejahteraan
            Industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

B. Sikap perilaku perusahaan
                Dalam sebuah perusahaan pun tentunya mencari SDM yang berkualitas tinggi agar perusahaannya dapat berkembang dan memberikan keuntungan yang banyak pada akhirnya. Tugas seorang HRD (Human Resources Development) dalam pemilihan atau me-manajemen Sumber Daya Manusia harus sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh calon pegawai, sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien, serta agar tidak terjadi kesalahan pada nantinya. Dalam suatu perusahaan salah satu hal yang sangat penting adalah manusia, karena dapat dibayangkan apabila suatu perusahaan tanpa adanya manusia, maka perusahaan tentu tidak akan dapat beroperasi, walaupun sekarang ini telah muncul banyak alat dan mesin-mesin yang sangat canggih, tetapi tetap saja bila tanpa adanya manusia yang menggerakkan mesin tersebut, maka mesin yang semula dikatakan sangat canggih sekalipun hanya dapat menjadi sebuah mesin yang tidak berguna. Oleh karena itu perusahaan tidak boleh memperlakukan manusia (pekerja) dengan semaunya dan memperlakukan seperti mesin.
            Tenaga-tenaga yang telah diberikan oleh pekerja (manusia) harus dibayar dengan uang, atau yang biasa disebut dengan gaji. Namun agar pekerja lebih semangat lagi dalam melakukan pekerjaannya, maka biasanya perusahaan-perusahaan memberikan balas jasa atau penghargaan yang disebut sebagai kompensasi. Dengan kompensasi, maka pekerja-pekerja diberikan motivasi agar  lebih baik lagi dalam bekerja dan menjadi pekerja yang berkualitas tinggi sesuai dengan tuntutan permintaan perusahaan. Selain kompensasi, untuk memberikan rasa aman dan keselamatan kepada pekerja, maka perusahaan juga memberikan asuransi, mobil jemputan dan beberapa tunjangan-tunjangan lainnya kepada pekerja

       














BAB III
ISI

Tingkah Laku Perusahaan Untuk Mempertahankan Usahanya untuk tidak mengalami Penurunan
A. MEMPERTAHANKAN USAHA BISNIS DALAM PERSAINGAN
            Dalam era persaingan global seperti saat ini, mau tidak mau kita harus mempertahankan eksistensi usaha bisnis kita agar tidak kalah atau tenggelam oleh para pesaing kita. Sangat sulit kita melepaskan diri dari persaingan bisnis tersebut, sekalipun kita sudah menen tukan jenis usaha bisnis yang tidak banyak pesaingnya. Sebab, jika usaha bisnis yang kita pilih bisa berkembang, cepat atau lambat pasti akan muncul para pesaing yang telah melihat bahwa jenis usaha bisnis tersebut sangat berpeluang. Tentu saja hal ini akan membawa kita pada sebuah kompetisi, meskipun katakanlah para pesaing kita adalah pemain baru. Akan tetapi jika ternyata kecakapan mereka lebih baik dalam mengelola suatu usaha bisnis, bukan tidak mungkin, usaha bisnis kita akan tergilas oleh sepak terjangnya. Lantas bagaimana kita menghadapi persaingan tersebut?


B.WAWASAN KEKUATAN DAN KELEMAHAN DALAM PERSAINGAN
            Dalam persaingan usaha bisnis yang tajam, kita harus benar-benar memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan pesaing, terutama yang besar pengaruhnya dalam persaingan. Apa saja kekuatan dan kelemahan yang berpengaruh besar dalam persaingan? Mengapa itu semua berpengaruh besar dalam persaingan? Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan pesaing, merupakan landasan menyusun strategi yang tepat dalam persaingan.
            Untuk memenangkan persaingan, maka kita harus mempelajari kekuatan dan kelemahan yang berpengaruh dalam persaingan. Tanpa mempelajari kekuatan dan kelemahan dalam persaingan, maka sulit bagi kita untuk dapat menetapkan strategi yang tepat. Dengan kata lain, mempelajari kekuatan dan kelemahan dalam persaingan, merupakan keharusan yang tidak dapat ditawar lagi. Suatu perusahaan yang tidak mempelajari kekuatan dan kelemahan yang berpengaruh dalam persaingan, akhirnya tidak mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan pesaingnya. Hal ini diibaratkan seseorang yang badannya tinggi besar, tetapi takut menghadapi seseorang yang kecil dan kurus. Mengapa? Karena dia tidak menyadari kekuatan dirinya jauh lebih besar dari kekuatan penantangnya yang kecil dan kurus tersebut.
            Dalam persaingan sebenamya ada kekuatan langsung dan kekuatan tidak langsung. Dengan adanya kekuatan langsung dan tidak langsung, berarti ada kelemahan langsung dan tidak langsung. Kekuatan dan kelemahan langsung adalah kekuatan dan kelemahan yang berpengaruh langsung dalam persaingan. Kekuatan dan kelemahan langsung ini antara lain adalah kualitas barang/jasa, pelayanan, promosi penjualan, garansi, harga jual, saluran distribusi, merek.
            Mengapa itu semua dikatakan sebagai kekuatan dan kelemahan langsung. Sebab kekuatan dan kelemahan tersebut berhadapan langsung antara kita dengan pesaing. Di sini pengaruhnya terhadap persaingan juga lebih langsung. Misalnya, kualitas suatu barang/jasa memberikan kesempatan langsung pada konsumen untuk mengambil keputusan dalam melakukan pembelian. Dengan perkataan lain, konsumen dapat langsung mengambil keputusan untuk memutuskan barang/jasa mana yang akan dibeli dengan pertimbangan perbedaan kualitas. Di sini tentunya dengan asumsi bahwa yang lainnya hampir sama. Misalnya pelayanannya, harga jualnya, kesan mereknya hampir sama.
            Jadi di sini dalam kekuatan dan kelemahan langsung, antara kita dan pesaing berhadapan langsung. Oleh karena itu, yang dimaksudkan dengan kekuatan dan kelemahan langsung antara lain adalah kualitas, pelayanan, promosi penjualan, garansi, harga jual, saluran distribusi, dan merek. Deretan ini sebenamya dapat ditambah lebih lanjut secara terperinci sesuai dengan kebutuhan.
            Selain kekuatan dan kelemahan langsung, maka ada juga kekuatan dan kelemahan tidak langsung. Kekuatan dan kelemahan tidak langsung tidak berpengaruh langsung dalam persaingan. Misalnya, kekuatan dan kelemahan permodalan juga mempengaruhi dalam persaingan, meskipun pengaruh tersebut tidak langsung. Lain halnya dengan kualitas barang/ jasa, di mana pengaruhnya langsung dalam persaingan. Kekuatan dan kelemahan permodalan meskipun pengaruhnya tidak langsung, tidak berarti pengaruhnya kecil. Misalnya perusahaan A ditunjang modal yang cukup besar, maka di sini dalam persaingan akan dapat mendukung antara lain dalam promosi penjualan.
Bila promosi penjualan pengaruhnya terhadap usaha untuk memenangkan persaingan sangat besar, maka berarti pengaruh permodalan secara tidak langsung terhadap persaingan sangat besar bahkan menentukan. Meskipun demikian suatu perusahaan yang ditunjang modal yang sangat besar, tidak mesti dapat mendayagunakan modalnya yang besar tersebut untuk menunjang persaingan. Untuk itulah yang dapat dimasukkan kekuatan dan kelemahan tidak langsung antara lain adalah modal, efisiensi, personalia, relasi, teknologi, pengalaman.
Karena itulah kekuatan dan kelemahan tidak langsung sering pula dikatakan sebagai daya saing perusahaan. Sebenarnya dalam arti luas semua kekuatan dan kelemahan dalam persaingan, baik langsung maupun tidak langsung merupakan daya saing perusahaan. Meskipun demikian secara sempit, daya saing adalah kekuatan dan kelemahan tidak langsung. Sebenarnya kekuatan tidak langsung dari suatu perusahaan, belum tentu berpengaruh besar dalam persaingan. Misalnya, efisiensi ternyata dapat mendukung ke arah penetapan hargajual yang lebih rendah, tetapi karena harga jual yang rendah tidak besar pengaruhnya dalam persaingan, maka berarti efisiensi di sini sebagai kekuatan tidak langsung juga tidak besar pengaruhnya dalam persaingan. Misalnya, untuk persaingan barang mewah yang mahal harganya yang dapat meningkatkan prestise, efisiensi tidak begitu besar pengaruhnya dalam persaingan.

C.WAWASAN UNTUK PENETAPAN RANKING PESAING
            Kesalahan dalam menetapkan ranking pesaing, dapat menyebabkan kesalahan dalam menetapkan strategi bersaing. Padahal kesalahan strategi bersaing, adalah kesalahan fatal yang dapat mengakibatkan kita mengalami kekalahan dalam persaingan. Untuk itu wawasan kita harus luas, agar mampu menetapkan ranking pesaing secara tepat.
            Bila penetapan ranking pesaing salah, maka akibatnya dapat fatal. Hal ini karena dapat menyebabkan strategi yang kita tetapkan juga salah. Di muka telah dijelaskan bahwa dalam usaha penetapan ranking pesaing, tolok ukur paling mudah dan sederhana adalah dengan berdasarkan tolok ukur market share atau pangsa pasar. Meskipun demikian cara ini sebenarnya masih agak kasar, sehingga kemungkinan dapat saja salah.
            Untuk lebih teliti lagi, maka kita dapat menambahkan wawasan dengan menggunakan tolok ukur lain, yaitu kualitas barang/jasa yang dihasilkan. Meskipun demikian tolok ukur pangsa pasar tetap kita gunakan. Misalnya untuk kelompok ranking I, maka minimal harus menguasai pangsa pasar 10%. Jadi mereka yang pangsa pasarnya kurang dari 10% tidak dapat dimasukkan kelompok ranking I. Hal ini tak berarti secara otomatis mereka yang pangsa pasarnya lebih 10% termasuk kelompok ranking I. Dengan kata lain, dapat saja mereka yang pangsa pasarnya lebih 10% ternyata harus dimasukkan kelompok ranking II, bahkan kelompok ranking III. Untuk itulah wawasan kita tambah dengan kualitas barang/jasa yang dihasilkan.
            Dalam jenis usaha tersebut kepekaan konsumen terhadap kualitas sangat tinggi, sehingga siapa yang mampu membuat kualitas produksinya prima, dialah yang kemungkinan akan memenangkan persaingan. Di sini meskipun perusahaan A pangsa pasarnya lebih tinggi dari perusahaan B, ternyata kualitas perusahaan B lebih baik dari perusahaan A. Maka di sini perusahaan B dimasukkan pada kelompok ranking I, sedang perusahaan A dimasukkan dalam kelompok ranking II.
Tetapi dapat saja masalah kualitas dapat sedikit diabaikan. Bila konsumen tidak begitu peka terhadap kualitas, maka yang penting adalah luas pangsa pasar. Sudah barang tentu kualitas harus standar. Misalnya perusahaan C pangsa pasarnya 15% dan perusahaan D pangsa pasarnya 10% . Untuk jenis perusahaan ini kepekaan konsumen terhadap kualitas tidak begitu peka. Artinya konsumen tidak begitu mampu membedakan dengan tegas kualitas. Maka di sini perusahaan C dimasukkan kelompok ranking I dan perusahaan D dimasukkan kelompok ranking II. Mengapa perusahaan D tidak dimasukkan kelompok ranking I, bukankah rankingnya 10%. Hal ini karena penilaian tidak hanya didasarkan pada pangsa pasar. Coba perhatikan pada contoh sebelumnya, di mana B yang pangsa pasarnya lebih rendah justru dimasukkan kelompok ranking I. Sedang A yang pangsa pasarnya lebih luas justru dimasukkan kelompok ranking II.
            Untuk lebih jelasnya, maka kasus pertama yang konsumennya sangat peka terhadap kualitas, misalnya untuk produk makanan/minuman. Sedang terhadap yang konsumennya kurang peka, misalnya untuk produk batu baterai. Jadi di sini tidak tiap kasus, pemecahan sama. Untuk dapat menetapkan masuk kelompok ranking mana, sebenarnya tidak hanya berdasarkan pangsa pasar dan kualitas. Tolok ukur itu dapat pula diperluas sesuai dengan kebutuhan. Jumlah modal yang dimiliki, penyalur, teknologi yang dimiliki, sumber daya manusia dan sebagainya. Misalnya perusahaan E pangsa pasar 15% sedang perusahaan F pangsa pasarnya 10%. Kualitas produk E sedikit lebih baik dari produk F. Tetapi ternyata ranking perusahaan F dianggap lebih tinggi sebab dianggap lebih membahayakan.
            Mengapa? Sebab kepekaan konsumen terutama pada saluran distribusi, di mana perusahaan F jauh lebih baik dari perusahaan E. Misalnya dalam persaingan korek api, meskipun pangsa pasar dan kualitas perusahaan E lebih baik dari perusahaan F, tetapi ternyata saluran distribusi perusahaan F lebih baik. Artinya konsumen lebih mudah untuk mendapatkannya. Di sini perlu dicatat bahwa yang dimasukkan dalam kelompok ranking I tidak harus minimal pangsa pasarnya 10%. Di sini apa yang dikemukakan hanyalah sebagai permisalan semata, sehingga luasnya pangsa pasar tersebut yang masuk tiap kelompok ranking adalah relatif.

D.BELAJAR DARI PESAING
            Kita tidak boleh malu belajar dari pesaing kita, terutama pesaing yang termasuk dalam kelompok ranking I. Pelajari kelebihan dan kelemahannya. Kalau perlu terapkan kelebihannya dalam perusahaan kita, tentu saja harus disesuaikan dengan modifikasi. Tetapi kita tidak harus meniru, dapat saja mempelajari sekedar untuk meningkatkan imajinasi agar kita dapat meningkatkan diri tanpa harus meniru.
            Bila kita telah mampu menetapkan ranking pesaing, maka untuk selanjutnya kita mencoba mempelajari para pesaing kita. Yang kita pelajari terutama mulai dari ranking tertinggi yaitu ranking I. Bila pesaing ranking I telah kita pelajari, maka selanjutnya kita dapat mempelajari ranking selanjutnya. Mengapa? Sebab perusahaan yang dimasukkan ranking yang tinggi, perusahaannya kita anggap lebih berbahay a.
            Timbul pertanyaan, apa yang harus kita pelajari dari pesaing kita. Pesaing yang termasuk ranking I pada umumnya termasuk perusahaan yang mempunyai kelebihan atau mempunyai nilai plus. Kalau tidak mempunyai nilai plus, mana mungkin dapat kita masukkan kelompok ranking tinggi. Jadi dengan kata lain yang termasuk ranking I pasti mempunyai nilai plus. Maka di sini yang kita pelajari di mana nilai plusnya tersebut.
            Bila kepekaan konsumen terhadap promosi penjualan tidak begitu besar, maka nilai plus dalam promosi penjualan dari pesaing kita tidak perlu kita pelajari, setidak-tidaknya tidak usah terlalu mendalam dalam mempelajari. Mengapa? Sebab pengaruh promosi penjualan tidak begitu besar. Timbul pertanyaan di sini, adakah perusahaan yang promosi penjualannya kurang berperan dalam persaingan. Perusahaan tekstil untuk masyarakat umum misalnya, pengaruh promosi penjualan tidak begitu besar. Hal ini berarti bila kita bergerak dalam bidang usaha tekstil, promosi penjualan pesaing kita tidak perlu kita pelajari. Tetapi bila kita bergerak dalam bidang usaha yang pengaruh promosi penjualan cukup besar dalam memenangkan persaingan, maka nilai plus dalam promosi penjualan dari perusahaan pesaing harus kita pelajari dengan baik.
            Dengan mempelajari nilai plus yang berpengaruh besar dalam usaha memenangkan persaingan, kita dapat mencoba membandingkan dengan perusahaan kita. Kalau ternyata pesaing justru lebih unggul, maka bila perlu kita dapat mencoba meniru apa yang dilakukan, meskipun dengan meniru belum tentu merupakan keputusan yang tepat. Kalau dapat memang kita tidak meniru, tetapi kita harus mengusahakan agar kita juga mempunyai nilai plus. Bahkan kalau dapat bukan hanya nilai plus tetapi mempunyai nilai plus-plus.
            Bila kepekaan konsumen bukan terhadap promosi penjualan, tetapi terhadap kualitas, maka nilai plus dari pesaing yang harus kita pelajari adalah nilai plus dalam kualitas. Jadi yang harus kita pelajari dari pesaing bukannya nilai plus promosi penjualan atau kualitas, tetapi nilai plus di mana konsumennya mempunyai kepekaan yang tinggi. Mungkin nilai plus yang harus kita pelajari adalah saluran distribusi, harga jual dan sebagainya.
            Masalah yang timbul di sini bila kita salah dalam menetapkannya. Misalnya saja nilai plus yang harus kita pelajari adalah saluran distribusi, tetapi yang kita pelajari ternyata adalah kualitasnya. Padahal pengaruh saluran distribusi lebih besar daripada kualitas. Hal ini karena konsumen kita lebih peka terhadap saluran distribusi daripada kualitas. Meskipun mempelajari pesaing adalah penting, tetapi dalam praktik tidaklah mudah. Pada umumnya pesaing mencoba menyembunyikan nilai plus yang ada pada dirinya. Bahkan ada perusahaan yang menunjukkan kelebihan yang sebenarnya tidak begitu berpengaruh terhadap pemasaran, sehingga kita terkecoh. Suatu perusahaan dapat saja mengatakan bahwa masalah saluran distribusi begitu diperhatikan, padahal sebenarnya saluran distribusi bukan faktor utama yang dapat memenangkan persaingan. Di sini kita harus jeli dan wawasan kita harus luas.



BAB IV
PENUTUP

A.Kesimpulan
Dalam suatu perusahaan salah satu hal yang sangat penting adalah manusia, karena dapat dibayangkan apabila suatu perusahaan tanpa adanya manusia, maka perusahaan tentu tidak akan dapat beroperasi, walaupun sekarang ini telah muncul banyak alat dan mesin-mesin yang sangat canggih, tetapi tetap saja bila tanpa adanya manusia yang menggerakkan mesin tersebut, maka mesin yang semula dikatakan sangat canggih sekalipun hanya dapat menjadi sebuah mesin yang tidak berguna.
Manusia merupakan salah satu bagian dari sumber daya, yang selanjutnya disebut dengan sumber daya manusia (sdm). Kolektivitas manusia dalam suatu organisasi mempunyai kemampuan (skill), pengetahuan (knowledge), pengalaman (experience) yang berbeda. Berdasarkan hal tersebut, organisasi dalam suatu industri (perusahaan).

B. Saran
Oleh karena itu perusahaan tidak boleh memperlakukan manusia dengan semaunya dan memperlakukan seperti mesin. Tenaga-tenaga yang telah diberikan oleh pekerja harus dibayar dengan uang. Namun agar pekerja lebih semangat lagi dalam melakukan pekerjaannya, maka biasanya perusahaan-perusahaan memberikan balas jasa atau penghargaan yang disebut sebagai kompensasi. Dengan kompensasi, maka pekerja-pekerja diberikan motivasi agar  lebih baik lagi dalam bekerja dan menjadi pekerja yang berkualitas tinggi sesuai dengan tuntutan permintaan perusahaan. Selain kompensasi, untuk memberikan rasa aman dan keselamatan kepada pekerja, maka perusahaan juga memberikan asuransi, mobil jemputan dan beberapa tunjangan-tunjangan lainnya kepada pekerja





BAB V
Daftar Pustaka

·        Robert N.Anthony Vijay Govindarajan. Management Control System, penerbit Salemba Empat, 2005.
·        Anthony, Robert N. The Management Control Function. Boston: Harvard Business School Press, 1989.
·        Kaplan, Robert, dan David Norton. Balanced Scorecard. Boston: Harvard Business School Press, 1996.


                                                                                              
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Just hold on a little longer, every problem will grow you stronger.

DSL dan ADSL - Teknologi Informasi dan Multimedia#

  TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA DSL DAN ADSL   Disusun Oleh : Brilian Ardi Kusuma 11417256 Kelas : 4IB01B     Mata Kuli...

Cari Blog Ini

Total Tayangan Halaman

Blogger templates