Tugas Teori Ekonomi dan Management
ANGGOTA :
2.
Brilian
Ardi Kusuma
3.
Andrico
Yoga Pratama
4.
Ridho
Pamenang
5.
Kartiko
Cahyo tetuko
KELAS :
1IB02
DAFTAR ISI
Kata pengantar ..................……………………………………………………….(2)
BAB 1
Pendahuluan ..............................................................................( 3 )
BAB 2
Teori
...........................................................................................( 6 )
BAB 3
Isi ................................................................................................( 9 )
BAB 4
Penutup
.....................................................................................(14)
BAB 5
Daftar Pustaka
........................................................................... (15)
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak
lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk
ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi.
Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Depok,20 oktober 2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Seiring perkembangan
zaman, banyak hal yang terjadi pada era globalisasi saat ini.Contoh nya pada
bidang Ekonomi, Banyak sekali hal yang berubah pada Bidang Ekonomi zaman ini.
Dari cara bertransaksi, cara mempromosikan produk, Persaingan antar Perusahaan,
dan lain sebagainya. Dalam Makalah ini, kami akan membahas pelaku utama di
Bidang Ekonomi, Yaitu Perusahaan. Banyak sekali perusahaan-perusahaan yang
terlena saat mereka pada titik puncak kejayaan atau titik kesuksesan sebuah
perusahaan. Padahal di titik tersebut perusahaan mereka mengalami titik jenuh
yang bisa mengakibatkan penurunan kejayaan sebuah perusahaan.
Oleh karena itu,kami akan
membahas permasalahan ini dan memberi solusinya secara rinci.
1.2
Rumusan masalah
1.
Bagaimana meningkatkan kinerja perusahaan?
2.
Bagaimana menaikan kreativitas perusahaan untuk menghilangkan
atau mencegah titik jenuh?
3.
Bagaimana cara bersaing dengan perusahaan lain?
4.
Bagaimana cara paling efektif untuk mempromosikan produk?
5.
Bagaimana cara mempertahankan grafik perusahaan agar selalu
meningkat?
1.3
Tujuan
1.
Menjelaskan tentang cara meningkatkan kinerja perusahaan.
2.
Menjelaskan tentang cara menaikan kreativitas perusahaan untuk
menghilangkan atau mencegah titik jenuh.
3.
Menjelaskan tentang cara bersaing dengan perusahaan lain.
4.
Menjelaskan tentang cara paling efektif untuk mempromosikan produk.
5.
Menjelaskan tentang cara mempertahankan grafik perusahaan agar selalu
meningkat.
1.4
Manfaat penulisan
Berdasarkan penulisan makalah ini
pembaca dapat memperoleh beberapa manfaat, yaitu pembaca dapat mengetahui cara
meningkatkan kinerja perusahaan dan dapat mengetahui bagaimana cara
mempertahankan agar grafik perusahaan terus mengalami peningkatan, serta dapat
mengetahui bagaimana cara bersaing dengan perusahaan lain.
BAB II
TEORI
A. Pengertian
A.Pengertian
perilaku
Perilaku
adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu
sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan,
berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan
atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat
diamati oleh pihak luar.
Menurut Skinner, seperti yang dikutip
oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi
seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini
terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian
organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R”
atau Stimulus – Organisme –
Respon.
Dilihat dari
bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua
Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku
tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung
atau tertutup (convert). Respon
atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima
stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon
seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon
terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang
dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
B. Pengertian
perusahaan
Menurut
pendapat Kansil (2001 : 2) definisi atau pengertian perusahaan adalah setiap bentuk
badan usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus
menerus dan didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara
indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.
Menurut
pendapat Swastha dan Sukotjo (2002 : 12) definisi atau pengertian perusahaan
adalah adalah suatu organisasi produksi yang menggunakan dan mengkoordinir
sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan.
Menurut
pendapat lain definisi atau pengertian perusahaan adalah tempat terjadinya
kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor-faktor produksi.
C.
Pengertian industri
Industri
berasal dari bahasa latin,
yaitu industria yang
artinya buruh atau tenaga kerja. Dewasa ini, istilah industri sering digunakan
secara umum dan luas, yaitu semua kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya dalam rangka mencapai kesejahteraan
Industri
adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi, dan barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih
tinggi penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan
industri.
B. Sikap perilaku perusahaan
Dalam
sebuah perusahaan pun tentunya mencari SDM yang berkualitas tinggi agar
perusahaannya dapat berkembang dan memberikan keuntungan yang banyak pada
akhirnya. Tugas seorang HRD (Human Resources Development) dalam pemilihan atau
me-manajemen Sumber Daya Manusia harus sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
oleh calon pegawai, sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara efektif dan
efisien, serta agar tidak terjadi kesalahan pada nantinya. Dalam suatu
perusahaan salah satu hal yang sangat penting adalah manusia, karena dapat
dibayangkan apabila suatu perusahaan tanpa adanya manusia, maka perusahaan
tentu tidak akan dapat beroperasi, walaupun sekarang ini telah muncul banyak
alat dan mesin-mesin yang sangat canggih, tetapi tetap saja bila tanpa adanya
manusia yang menggerakkan mesin tersebut, maka mesin yang semula dikatakan
sangat canggih sekalipun hanya dapat menjadi sebuah mesin yang tidak berguna.
Oleh karena itu perusahaan tidak boleh memperlakukan manusia (pekerja) dengan
semaunya dan memperlakukan seperti mesin.
Tenaga-tenaga
yang telah diberikan oleh pekerja (manusia) harus dibayar dengan uang, atau
yang biasa disebut dengan gaji. Namun agar pekerja lebih semangat lagi dalam
melakukan pekerjaannya, maka biasanya perusahaan-perusahaan memberikan balas
jasa atau penghargaan yang disebut sebagai kompensasi. Dengan kompensasi, maka
pekerja-pekerja diberikan motivasi agar lebih baik lagi dalam
bekerja dan menjadi pekerja yang berkualitas tinggi sesuai dengan tuntutan
permintaan perusahaan. Selain kompensasi, untuk memberikan rasa aman dan
keselamatan kepada pekerja, maka perusahaan juga memberikan asuransi, mobil
jemputan dan beberapa tunjangan-tunjangan lainnya kepada pekerja
BAB III
ISI
Tingkah Laku Perusahaan Untuk Mempertahankan Usahanya
untuk tidak mengalami Penurunan
A. MEMPERTAHANKAN USAHA BISNIS DALAM PERSAINGAN
Dalam era persaingan global seperti saat ini, mau tidak
mau kita harus mempertahankan eksistensi usaha bisnis kita agar tidak kalah
atau tenggelam oleh para pesaing kita. Sangat sulit kita melepaskan diri dari
persaingan bisnis tersebut, sekalipun kita sudah menen tukan jenis usaha bisnis
yang tidak banyak pesaingnya. Sebab, jika usaha bisnis yang kita pilih bisa
berkembang, cepat atau lambat pasti akan muncul para
pesaing yang telah melihat bahwa jenis usaha bisnis tersebut sangat berpeluang.
Tentu saja hal ini akan membawa kita pada sebuah kompetisi, meskipun katakanlah
para pesaing kita adalah pemain baru. Akan tetapi jika ternyata kecakapan
mereka lebih baik dalam mengelola suatu usaha bisnis, bukan tidak mungkin,
usaha bisnis kita akan tergilas oleh sepak terjangnya. Lantas bagaimana kita
menghadapi persaingan tersebut?
B.WAWASAN KEKUATAN DAN KELEMAHAN DALAM PERSAINGAN
Dalam persaingan usaha bisnis yang tajam, kita harus
benar-benar memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan pesaing, terutama
yang besar pengaruhnya dalam persaingan. Apa saja kekuatan dan kelemahan yang
berpengaruh besar dalam persaingan? Mengapa itu semua berpengaruh besar dalam
persaingan? Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan
pesaing, merupakan landasan menyusun strategi yang tepat dalam persaingan.
Untuk memenangkan persaingan, maka kita harus mempelajari
kekuatan dan kelemahan yang berpengaruh dalam persaingan. Tanpa mempelajari
kekuatan dan kelemahan dalam persaingan, maka sulit bagi kita untuk dapat
menetapkan strategi yang tepat. Dengan kata lain, mempelajari kekuatan dan
kelemahan dalam persaingan, merupakan keharusan yang tidak dapat ditawar lagi.
Suatu perusahaan yang tidak mempelajari kekuatan dan kelemahan yang berpengaruh
dalam persaingan, akhirnya tidak mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri
dan pesaingnya. Hal ini diibaratkan seseorang yang badannya tinggi besar,
tetapi takut menghadapi seseorang yang kecil dan kurus. Mengapa? Karena dia
tidak menyadari kekuatan dirinya jauh lebih besar dari kekuatan penantangnya yang
kecil dan kurus tersebut.
Dalam persaingan sebenamya ada kekuatan langsung dan
kekuatan tidak langsung. Dengan adanya kekuatan langsung dan tidak langsung,
berarti ada kelemahan langsung dan tidak langsung. Kekuatan dan kelemahan
langsung adalah kekuatan dan kelemahan yang berpengaruh langsung dalam
persaingan. Kekuatan dan kelemahan langsung ini antara lain adalah kualitas
barang/jasa, pelayanan, promosi penjualan, garansi, harga jual, saluran
distribusi, merek.
Mengapa itu semua dikatakan sebagai kekuatan dan
kelemahan langsung. Sebab kekuatan dan kelemahan tersebut berhadapan langsung
antara kita dengan pesaing. Di sini pengaruhnya terhadap persaingan juga lebih
langsung. Misalnya, kualitas suatu barang/jasa memberikan kesempatan langsung
pada konsumen untuk mengambil keputusan dalam melakukan pembelian. Dengan
perkataan lain, konsumen dapat langsung mengambil keputusan untuk memutuskan
barang/jasa mana yang akan dibeli dengan pertimbangan perbedaan kualitas. Di
sini tentunya dengan asumsi bahwa yang lainnya hampir sama. Misalnya
pelayanannya, harga jualnya, kesan mereknya hampir sama.
Jadi di sini dalam kekuatan dan kelemahan langsung,
antara kita dan pesaing berhadapan langsung. Oleh karena itu, yang dimaksudkan
dengan kekuatan dan kelemahan langsung antara lain adalah kualitas, pelayanan,
promosi penjualan, garansi, harga jual, saluran distribusi, dan merek. Deretan
ini sebenamya dapat ditambah lebih lanjut secara terperinci sesuai dengan
kebutuhan.
Selain kekuatan dan kelemahan langsung, maka ada juga
kekuatan dan kelemahan tidak langsung. Kekuatan dan kelemahan tidak langsung
tidak berpengaruh langsung dalam persaingan. Misalnya, kekuatan dan kelemahan
permodalan juga mempengaruhi dalam persaingan, meskipun pengaruh tersebut tidak
langsung. Lain halnya dengan kualitas barang/ jasa, di mana pengaruhnya
langsung dalam persaingan. Kekuatan dan kelemahan permodalan meskipun
pengaruhnya tidak langsung, tidak berarti pengaruhnya kecil. Misalnya
perusahaan A ditunjang modal yang cukup besar, maka di sini dalam persaingan
akan dapat mendukung antara lain dalam promosi penjualan.
Bila promosi penjualan
pengaruhnya terhadap usaha untuk memenangkan persaingan sangat besar, maka
berarti pengaruh permodalan secara tidak langsung terhadap persaingan sangat
besar bahkan menentukan. Meskipun demikian suatu perusahaan yang ditunjang
modal yang sangat besar, tidak mesti dapat mendayagunakan modalnya yang besar
tersebut untuk menunjang persaingan. Untuk itulah yang dapat dimasukkan
kekuatan dan kelemahan tidak langsung antara lain adalah modal, efisiensi,
personalia, relasi, teknologi, pengalaman.
Karena itulah kekuatan dan
kelemahan tidak langsung sering pula dikatakan sebagai daya saing perusahaan.
Sebenarnya dalam arti luas semua kekuatan dan kelemahan dalam persaingan, baik
langsung maupun tidak langsung merupakan daya saing perusahaan. Meskipun
demikian secara sempit, daya saing adalah kekuatan dan kelemahan tidak
langsung. Sebenarnya kekuatan tidak langsung dari suatu perusahaan, belum tentu
berpengaruh besar dalam persaingan. Misalnya, efisiensi ternyata dapat
mendukung ke arah penetapan hargajual yang lebih rendah, tetapi karena harga
jual yang rendah tidak besar pengaruhnya dalam persaingan, maka berarti
efisiensi di sini sebagai kekuatan tidak langsung juga tidak besar pengaruhnya
dalam persaingan. Misalnya, untuk persaingan barang mewah yang mahal harganya
yang dapat meningkatkan prestise, efisiensi tidak begitu besar pengaruhnya
dalam persaingan.
C.WAWASAN UNTUK PENETAPAN RANKING PESAING
Kesalahan dalam menetapkan ranking pesaing, dapat
menyebabkan kesalahan dalam menetapkan strategi bersaing. Padahal kesalahan
strategi bersaing, adalah kesalahan fatal yang dapat mengakibatkan kita
mengalami kekalahan dalam persaingan. Untuk itu wawasan kita harus luas, agar
mampu menetapkan ranking pesaing secara tepat.
Bila penetapan ranking pesaing salah, maka akibatnya
dapat fatal. Hal ini karena dapat menyebabkan strategi yang kita tetapkan juga
salah. Di muka telah dijelaskan bahwa dalam usaha penetapan ranking pesaing,
tolok ukur paling mudah dan sederhana adalah dengan berdasarkan tolok ukur
market share atau pangsa pasar. Meskipun demikian cara ini sebenarnya masih
agak kasar, sehingga kemungkinan dapat saja salah.
Untuk lebih teliti lagi, maka kita dapat menambahkan
wawasan dengan menggunakan tolok ukur lain, yaitu kualitas barang/jasa yang
dihasilkan. Meskipun demikian tolok ukur pangsa pasar tetap kita gunakan.
Misalnya untuk kelompok ranking I, maka minimal harus menguasai pangsa pasar
10%. Jadi mereka yang pangsa pasarnya kurang dari 10% tidak dapat dimasukkan
kelompok ranking I. Hal ini tak berarti secara otomatis mereka yang pangsa
pasarnya lebih 10% termasuk kelompok ranking I. Dengan kata lain, dapat saja
mereka yang pangsa pasarnya lebih 10% ternyata harus dimasukkan kelompok
ranking II, bahkan kelompok ranking III. Untuk itulah wawasan kita tambah
dengan kualitas barang/jasa yang dihasilkan.
Dalam jenis usaha tersebut kepekaan konsumen terhadap
kualitas sangat tinggi, sehingga siapa yang mampu membuat kualitas produksinya
prima, dialah yang kemungkinan akan memenangkan persaingan. Di sini meskipun
perusahaan A pangsa pasarnya lebih tinggi dari perusahaan B, ternyata kualitas
perusahaan B lebih baik dari perusahaan A. Maka di sini perusahaan B dimasukkan
pada kelompok ranking I, sedang perusahaan A dimasukkan dalam kelompok ranking
II.
Tetapi dapat saja masalah
kualitas dapat sedikit diabaikan. Bila konsumen tidak begitu peka terhadap
kualitas, maka yang penting adalah luas pangsa pasar. Sudah barang tentu kualitas
harus standar. Misalnya perusahaan C pangsa pasarnya 15% dan perusahaan D
pangsa pasarnya 10% . Untuk jenis perusahaan ini kepekaan konsumen terhadap
kualitas tidak begitu peka. Artinya konsumen tidak begitu mampu membedakan
dengan tegas kualitas. Maka di sini perusahaan C dimasukkan kelompok ranking I
dan perusahaan D dimasukkan kelompok ranking II. Mengapa perusahaan D tidak
dimasukkan kelompok ranking I, bukankah rankingnya 10%. Hal ini karena
penilaian tidak hanya didasarkan pada pangsa pasar. Coba perhatikan pada contoh
sebelumnya, di mana B yang pangsa pasarnya lebih rendah justru dimasukkan
kelompok ranking I. Sedang A yang pangsa pasarnya lebih luas justru dimasukkan
kelompok ranking II.
Untuk lebih jelasnya, maka kasus pertama yang konsumennya
sangat peka terhadap kualitas, misalnya untuk produk makanan/minuman. Sedang
terhadap yang konsumennya kurang peka, misalnya untuk produk batu baterai. Jadi
di sini tidak tiap kasus, pemecahan sama. Untuk dapat menetapkan masuk kelompok
ranking mana, sebenarnya tidak hanya berdasarkan pangsa pasar dan kualitas.
Tolok ukur itu dapat pula diperluas sesuai dengan kebutuhan. Jumlah modal yang
dimiliki, penyalur, teknologi yang dimiliki, sumber daya manusia dan
sebagainya. Misalnya perusahaan E pangsa pasar 15% sedang perusahaan F pangsa
pasarnya 10%. Kualitas produk E sedikit lebih baik dari produk F. Tetapi
ternyata ranking perusahaan F dianggap lebih tinggi sebab dianggap lebih
membahayakan.
Mengapa? Sebab kepekaan konsumen terutama pada saluran
distribusi, di mana perusahaan F jauh lebih baik dari perusahaan E. Misalnya
dalam persaingan korek api, meskipun pangsa pasar dan kualitas perusahaan E
lebih baik dari perusahaan F, tetapi ternyata saluran distribusi perusahaan F
lebih baik. Artinya konsumen lebih mudah untuk mendapatkannya. Di sini perlu
dicatat bahwa yang dimasukkan dalam kelompok ranking I tidak harus minimal
pangsa pasarnya 10%. Di sini apa yang dikemukakan hanyalah sebagai permisalan
semata, sehingga luasnya pangsa pasar tersebut yang masuk tiap kelompok ranking
adalah relatif.
D.BELAJAR DARI PESAING
Kita tidak boleh malu belajar dari pesaing kita, terutama
pesaing yang termasuk dalam kelompok ranking I. Pelajari kelebihan dan
kelemahannya. Kalau perlu terapkan kelebihannya dalam perusahaan kita, tentu
saja harus disesuaikan dengan modifikasi. Tetapi kita tidak harus meniru, dapat
saja mempelajari sekedar untuk meningkatkan imajinasi agar kita dapat
meningkatkan diri tanpa harus meniru.
Bila kita telah mampu menetapkan ranking pesaing, maka untuk
selanjutnya kita mencoba mempelajari para pesaing kita. Yang kita pelajari
terutama mulai dari ranking tertinggi yaitu ranking I. Bila pesaing ranking I
telah kita pelajari, maka selanjutnya kita dapat mempelajari ranking
selanjutnya. Mengapa? Sebab perusahaan yang dimasukkan ranking yang tinggi,
perusahaannya kita anggap lebih berbahay a.
Timbul pertanyaan, apa yang harus kita pelajari dari
pesaing kita. Pesaing yang termasuk ranking I pada umumnya termasuk perusahaan
yang mempunyai kelebihan atau mempunyai nilai plus. Kalau tidak mempunyai nilai
plus, mana mungkin dapat kita masukkan kelompok ranking tinggi. Jadi dengan
kata lain yang termasuk ranking I pasti mempunyai nilai plus. Maka di sini yang
kita pelajari di mana nilai plusnya tersebut.
Bila kepekaan konsumen terhadap promosi penjualan tidak
begitu besar, maka nilai plus dalam promosi penjualan dari pesaing kita tidak
perlu kita pelajari, setidak-tidaknya tidak usah terlalu mendalam dalam
mempelajari. Mengapa? Sebab pengaruh promosi penjualan tidak begitu besar.
Timbul pertanyaan di sini, adakah perusahaan yang promosi penjualannya kurang
berperan dalam persaingan. Perusahaan tekstil untuk masyarakat umum misalnya,
pengaruh promosi penjualan tidak begitu besar. Hal ini berarti bila kita bergerak
dalam bidang usaha tekstil, promosi penjualan pesaing kita tidak perlu kita
pelajari. Tetapi bila kita bergerak dalam bidang usaha yang pengaruh promosi
penjualan cukup besar dalam memenangkan persaingan, maka nilai plus dalam
promosi penjualan dari perusahaan pesaing harus kita pelajari dengan baik.
Dengan mempelajari nilai plus yang berpengaruh besar
dalam usaha memenangkan persaingan, kita dapat mencoba membandingkan dengan
perusahaan kita. Kalau ternyata pesaing justru lebih unggul, maka bila perlu kita
dapat mencoba meniru apa yang dilakukan, meskipun dengan meniru belum tentu
merupakan keputusan yang tepat. Kalau dapat memang kita tidak meniru, tetapi
kita harus mengusahakan agar kita juga mempunyai nilai plus. Bahkan kalau dapat
bukan hanya nilai plus tetapi mempunyai nilai plus-plus.
Bila kepekaan konsumen bukan terhadap promosi penjualan,
tetapi terhadap kualitas, maka nilai plus dari pesaing yang harus kita pelajari
adalah nilai plus dalam kualitas. Jadi yang harus kita pelajari dari pesaing bukannya
nilai plus promosi penjualan atau kualitas, tetapi nilai plus di mana
konsumennya mempunyai kepekaan yang tinggi. Mungkin nilai plus yang harus kita
pelajari adalah saluran distribusi, harga jual dan sebagainya.
Masalah yang timbul di sini bila kita salah dalam
menetapkannya. Misalnya saja nilai plus yang harus kita pelajari adalah saluran
distribusi, tetapi yang kita pelajari ternyata adalah kualitasnya. Padahal
pengaruh saluran distribusi lebih besar daripada kualitas. Hal ini karena
konsumen kita lebih peka terhadap saluran distribusi daripada kualitas.
Meskipun mempelajari pesaing adalah penting, tetapi dalam praktik tidaklah
mudah. Pada umumnya pesaing mencoba menyembunyikan nilai plus yang ada pada
dirinya. Bahkan ada perusahaan yang menunjukkan kelebihan yang sebenarnya tidak
begitu berpengaruh terhadap pemasaran, sehingga kita terkecoh. Suatu perusahaan
dapat saja mengatakan bahwa masalah saluran distribusi begitu diperhatikan,
padahal sebenarnya saluran distribusi bukan faktor utama yang dapat memenangkan
persaingan. Di sini kita harus jeli dan wawasan kita harus luas.
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dalam suatu perusahaan salah satu hal yang sangat penting
adalah manusia, karena dapat dibayangkan apabila suatu perusahaan tanpa adanya
manusia, maka perusahaan tentu tidak akan dapat beroperasi, walaupun sekarang
ini telah muncul banyak alat dan mesin-mesin yang sangat canggih, tetapi tetap
saja bila tanpa adanya manusia yang menggerakkan mesin tersebut, maka mesin
yang semula dikatakan sangat canggih sekalipun hanya dapat menjadi sebuah mesin
yang tidak berguna.
Manusia merupakan salah satu bagian dari sumber daya, yang
selanjutnya disebut dengan sumber daya manusia (sdm). Kolektivitas manusia
dalam suatu organisasi mempunyai kemampuan (skill), pengetahuan (knowledge),
pengalaman (experience) yang berbeda. Berdasarkan hal tersebut, organisasi
dalam suatu industri (perusahaan).
B. Saran
Oleh karena itu perusahaan tidak boleh memperlakukan manusia
dengan semaunya dan memperlakukan seperti mesin. Tenaga-tenaga yang telah
diberikan oleh pekerja harus dibayar dengan uang. Namun agar pekerja lebih
semangat lagi dalam melakukan pekerjaannya, maka biasanya perusahaan-perusahaan
memberikan balas jasa atau penghargaan yang disebut sebagai kompensasi. Dengan
kompensasi, maka pekerja-pekerja diberikan motivasi agar lebih baik
lagi dalam bekerja dan menjadi pekerja yang berkualitas tinggi sesuai dengan
tuntutan permintaan perusahaan. Selain kompensasi, untuk memberikan rasa aman
dan keselamatan kepada pekerja, maka perusahaan juga memberikan asuransi, mobil
jemputan dan beberapa tunjangan-tunjangan lainnya kepada pekerja
BAB V
Daftar Pustaka
·
Robert N.Anthony Vijay Govindarajan. Management
Control System, penerbit Salemba Empat, 2005.
·
Anthony, Robert N. The Management Control
Function. Boston: Harvard Business School Press, 1989.
·
Kaplan, Robert, dan David Norton. Balanced
Scorecard. Boston: Harvard Business School Press,
1996.