Welcome to Brilianardi's Blog!

Select your favourite topic to have an interesting theory.

Technologi is made for the future.

Every technologi is started by every little things.

Replace these sentences with your own descriptions.

Everythings is started by yourself.

Kamis, 06 Desember 2018

Teori Lingkungan - Industri


MAKALAH
TEORI LINGKUNGAN

INDUSTRI




Disusun Oleh :
Brilian Ardi Kusuma
11417256
Kelas : 2IB01

Mata Kuliah : TEORI LINGKUNGAN
Dosen : Andi Asnur Pranata Muhibah Hadmar
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Industri”. Adapun Penulisan Ilmiah ini disusun guna menyelesaikan tugas Teori Lingkungan.
Penulis menyadari bahwa terselesainya Penulisan Ilmiah ini tak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah membantu baik berupa materil maupun spiritual, bimbingan, petunjuk dan saran, dukungan dan dorongan yang diberikan kepada penulis, sehingga Penulisan Ilmiah ini dapat selesai tepat waktu. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1.      Bapak Andi Asnur Pranata Muhibah Hadmar selaku dosen Teori Lingkungan.
2.      Teman-teman mahasiswa Universitas Gunadarma angkatan 2017 khususnya kelas 2IB01 terimakasih atas do’a dan dukungannya.
3.      Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu hingga terselesaikannya Penulisan Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Penulisan Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan sarannya yang membangun. Akhir kata penulis berharap, semoga Penulisan Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Depok, 06 Desember 2018


BAB I
PENDAHULUIAN

1.1       Latar Belakang Masalah
            Pembangunan dalam sektor industri selalu mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Berkembangnya industri tersebut tentunya diiringi dengan bertambahnya kebutuhan akan bahan untuk industri yang kemudian menyebabkan menipisnya sumber daya alam yang ada.
            Pembangunan industri juga dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, misalnya rusaknya alam akibat kebutuhan industri, pembuangan limbah industri yang tidak pada tempatnya dapat menyebabkan warga sekitar terganggu kesehatannya, dan sebagainya. Oleh karena itu, pada makalah kali ini penulis akan membahas lebih lanjut mengenai masalah lingkungan akibat pembangunan industri dan cara penanggulangannnya.
1.2       Rumusan Masalah
a.   Bagaimanakah masalah lingkungan dalam Pembangunan Industri?
b.   Bagaimanakah keracunan bahan logam atau metalloid pada industrialisasi?
c.   Bagaimanakah keracunan bahan organis pada industrialisasi?
d.  Bagaimanakah cara perlindungan masyarakat yang ada di sekitar perusahaan industri?
e.  Bagaimanakah analisis dampak lingkungan pembangunan industri, pertumbuhan ekonomi, dan lingkungan hidup?

1.3       Tujuan Penulisan
a.   Menjelaskan masalah lingkungan dalam Pembangunan Industri?
b.   Menjelaskan keracunan bahan logam atau metalloid pada industrialisasi?
c.   Menjelaskan keracunan bahan organis pada industrialisasi?
d.  Menjelaskan cara perlindungan masyarakat yang ada di sekitar perusahaan industri?
e.  Menjelaskan analisis dampak lingkungan pembangunan industri, pertumbuhan ekonomi, dan lingkungan hidup?




















BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Masalah Lingkungan dalam Pembangunan Industri
            Pembangunan dalam sektor industri memiliki dampak positif bagi kehidupan seperti terpenuhinya kebutuhan sehari-hari, terciptanya lapangan pekerjaan yang dapat mengurangi tingkat pengangguran dan sebagainya. Namun, dibalik dampak positif tersebut pembangunan industri juga dapat berdampak negatif yang akan menyebabkan berbagai masalah salah satunya adalah masalah lingkungan.
            Pembangunan industri dapat menyebabkan kerusakan lingkungan akibat dikurasnya sumber daya alam secara terus menerus demi terpenuhinya kebutuhan akan bahan industri. Kegiatan industri juga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan seperti halnya pembuangan limbah industri yang tidak pada tempatnya. Jika lingkungan sudah tercemar, akibatnya warga sekitar dapat terganggu kesehatannya seperti munculnya berbagai macam penyakit hingga keracunan akibat limbah industri.

2.2       Keracunan Bahan Logam atau Metaloid pada Industrialisasi
Pada pembangunan industri sering menggunakan bahan-bahan kimia dalam proses produksi. Bahan-bahan kimia ini sering sekali mengakibatkan keracunan bagi orang yang tidak sengaja mengenainya. Bahan-bahan kimia tersebut antara lain HCl, H2S H2SO4, HNO3. Bahan tersebut biasa digunakan dalam melarutkan cat, vernis, lemak, oli dan karet. Bahan-bahan diatas ada yang bersifat basa dan asam. Umunya bahan-bahan ini sering mengakibatkan gangguan pernapasan dan iritasi pada kulit karena sifat asam yang terkandung dalam bahan tersebut.
          Jika limbah dari bahan-bahan korosif tersebut mencemari lingkungan dan tidak sengaja dikonsumsi warga maka dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan kerusakan jaringan kulit, mata dan organ tubuh terutama hati dan ginjal. Bahan- bahan tersebut juga dapat mengakibatkan kebutaan dan hilangnya kesadaran atau pingsan bila terkena dalam jumlah yang banyak dan jangka waktu yang sedikit. Maka dari itu kita perlu mengolah bahan-bahan berbahaya tersebut dengan bijak agar tidak membahayakan lingkungan sekitar.

2.3       Keracunan Bahan Organis pada Industrialisasi
            Kemajuan industri selain membawa dampak positif seperti meningkatnya pendapatan masyarakat dan berkurangnya pengangguran juga mempunyai dampak negatif yang harus diperhatikan terutama menjadi ancaman potensial terhadap lingkungan sekitarnya dan para pekerja di industri. Salah satu industri tersebut adalah industri bahan – bahan organik yaitu  metil alkohol, etil alkohol dan diol.
Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia adalah aset penting dari kegiatan industri, disamping modal dan peralatan. Oleh karena itu tenaga kerja harus dilindungi dari bahaya – bahaya lingkungan kerja yang dapat mengancam kesehatannya.
Metil alkohol dipergunakan sebagai pelarut cat, sirlak, dan vernis dalam sintesa bahan – bahan kimia untuk denaturalisasi alkohol, dan bahan anti beku. Pekerja – pekerja di industri demikian mungkin sekali menderita keracunan methanol. Keracunan tersebut mungkin terjadi oleh karena menghirupnya, meminumnya atau  karena absorbsi kulit. Keracunan akut yang ringan ditandai dengan perasaan lelah, sakit kepala, dan penglihatan kabur, Keracunan sedang dengan gejala sakit kepala yang berat, mabuk , dan muntah, serta depresi susunan syaraf pusat, penglihatan mungkin buta sama sekali baik sementara maupun selamanya. Pada keracunan yang berat terdapat pula gangguan pernafasan yang dangkal, cyanosis, koma, menurunnya tekanan darah, pelebaran pupil dan bahkan dapat mengalami kematian yang disebabkan kegagalan pernafasan. Keracunan kronis biasanya terjadi oleh karena menghirup metanol ke paru – paru secara terus menerus yang gejala – gejala utamanya adalah kabur penglihatan yang lambat laun mengakibatkan kebutaan secara permanen.
Nilai Ambang Batas (NAB) untuk metanol di udara ruang kerja adalah 200 ppm atau  260 mg permeterkubik udara.
Etanol atau etil alkohol digunakan sebagai pelarut, antiseptik, bahan permulaan untuk sintesa bahan -bahan lain. Dan untuk membuat minuman keras. Dalam pekerjaan – pekerjaan tersebut keracunan akut ataupun kronis bisa terjadi oleh karena meminumnya, atau kadang – kadang oleh karena menghirup udara yang mengandung bahan tersebut, Gejala – gejala pokok dari suatu keracunan etanol adalah depresi susunan saraf sentral. Untunglah di Indonesia minum minuman keras banyak di hindari oleh pekerja sehingga ”problem drinkers” di industri – industri tidak ditemukan, NAB di udara ruang kerja adalah 1000 ppm atau 1900 mg permeter kubik.
Keracunan – keracunan oleh persenyawaan – persenyawaan tergolong alkohol dengan rantai lebih panjang sangat jarang, oleh karena makin panjang rantai makin rendah daya racunnya. Simtomatologi , pengobatan, dan pencegahannya hampir sama seperti untuk etanol.
Seperti halnya etanol, persenyawaan – persenyawaan  yang tergolong diol mengakibatkan depresi susunan saraf pusat dan kerusakan – kerusakan organ dalam seperti ginjal, hati dan lain – lain. Tanda terpenting keracunan adalah anuria dan narcosis. Keracunan akut terjadi karena meminumnya, sedangkan keracunan kronis disebabkan penghirupan udara yang mengandung bahan tersebut. Pencegahan – pencegahan antara lain dengan memberikan tanda – tanda  jelas kepada tempat – tempat penyimpanan bahan tersebut.
Keracunan toksikan  tersebut di atas tidak akan terjadi manakala lingkungan kerja tidak sampai melebihi  Nilai Ambang Batas dan pemenuhan standar dilakukan secara ketat.

2.4       Cara Perlindungan Masyarakat yang Ada di Sekitar Perusahaan Industri
Masyarakat sekitar suatu perusahaan industri harus dilindungi dari pengaruh-pengaruh buruk yang mungkin ditimbulkan oleh industrialisasi dari kemungkinan pengotoran udara, air, makanan, tempat sekitar dan lain sebagainya yang mungkin dapat tercemari oleh limbah perusahaan industri.
Semua perusahaan industri harus memperhatikan kemungkinan adanya pencemaran lingkungan dimana segala macam hasil buangan sebelum dibuang harus betul-betul bebas dari bahan yang bisa meracuni.
Untuk maksud tersebut, sebelum bahan-bahan tadi keluar dari suatu industri harus diolah dahulu melalui proses pengolahan. Cara pengolahan ini tergantung dari bahan apa yang dikeluarkan. Bila gas atau uap beracun bisa dengan cara pembakaran atau dengan cara pencucian melalui peroses kimia sehingga uadara/uap yang keluar bebas dari bahan-bahan yang berbahaya. Untuk udara atau air buangan yang mengandung partikel/bahan-bahan beracun, bisa dengan cara pengendapan, penyaringan atau secara reaksi kimia sehingga bahan yang keluar tersebut menjadi bebas dari bahan-bahan yang berbahaya.
            Pembangunan kawasan industri juga harus mempehatikan dampak terhadap lingkungan dan warga sekitar. Apabila lingkungan dan masyarakat dapat terganggu akibat kegiatan industri yang akan dilakukan, seharusnya perusahaan tersebut mencari tempat yang layak untuk dijadikan kawasan industri sehingga tidak menyebabkan masalah terhadap lingkungan sekitar
2.5       Analisis Dampak Lingkungan Pembangunan Indutri, Pertumbuhan Ekonomi, dan Lingkungan Hidup
Sebuah pembangunan fisik yang dilakukan oleh sektor pemerintah maupun sektor swasta harusnya benar-benar memperhatikan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dari pembangunan itu. Tidak bisa dinafikkan bahwa pembangunan terutama dalam sektor industri akan meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dengan terbukanya lapangan pekerjaan.
Dalam bukunya Wahyu Widowati,dkk. “Efek Toksik Logam Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran”, perkembangan ekonomi menitikberatkan pada pembangunan sektor industri. Disatu sisi, pembangunan akan meningkatkan kualitas hidup manusia dengan meningkatnya pendapatan masyarakat atau daerah. Disisi lain, pembangunan juga bisa berefek buruk terhadap lingkungan akibat pencemaran dari limbah industri yang bisa menurunkan kesehatan masyarakat dan efek yang ditimbulkan dari pembangunan terhadap lingkungan disekitarnya.
Dengan ditingkatkannya sektor industri di Bangka Belitung nantinya diharapkan taraf hidup masyarakat akan dapat ditingkatkan lagi. Akan tetapi, disamping tujuan-tujuan tersebut maka dengan munculnya berbagai industri serta pembangunan berskala besar di Bangka Belitung ini perlu dipikirkan juga efek sampingnya berupa limbah. Limbah tersebut dapat berupa limbah padat (solid wastes), limbah cair (liquid wastes), maupun limbah gas (gaseous wastes). Ketiga jenis limbah ini dapat dikeluarkan sekaligus oleh satu industri ataupun satu persatu sesuai proses yang ada di perusahaannya.
Sugiharto, dalam buku “Dasar-Dasar Pengolahan Limbah” menyebutkan bahwa efek samping dari limbah tersebut antara lain dapat berupa: pertama, membahayakan kesehatan manusia karena dapat membawa suatu penyakit (sebagai vehicle), kedua, merugikan segi ekonomi karena dapat menimbulkan kerusakan pada benda/bangunan maupun tanam-tanaman dan peternakan, lalu dapat merusak atau membunuh kehidupan yang ada di dalam air seperti ikan, dan binatang peliharaan lainnya. Selanjutnya efek sampingnya adalah dapat merusak keindahan (estetika), karena bau busuk dan pemandangan yang tidak sedap dipandang.
Selama ini bahaya limbah yang dihasilkan oleh sebuah industri dan pembangunan tidak kita sadari. Bangka Belitung contohnya, pembangunan dan industri yang dilakukan sama sekali tidak layak dalam hal amdalnya. Banyak bangunan dan industri di Bangka Belitung ini yang tidak tahu kemana limbah industri itu dibuang. Sebenarnya, jika berbicara limbah maka bukan saja hanya dihasilkan oleh industri namun juga ada limbah rumah tangga tapi mungkin bahaya yang ditimbulkan tidak seriskan limbah industri.
Sadarkah kita bahwa ternyata, kerusakan lingkungan tidak hanya disebabkan oleh pertambangan semata tetapi pencemaran limbah juga akan berdampak pada kerusakan lingkungan bahkan akan membawa efek buruk bagi kehidupan manusia. Ketidaktahuan kita akan informasi bahaya limbah itu menjadikan penyadaran itu tidak muncul. Sebenarnya, tanpa disadari bahwa efek negatif yang kita rasakan dalam kehidupan kita seperti tercemarnya air bersih dan timbulnya beberapa penyakit seperti gatal-gatal, alergi dan iritasi itu disebabkan oleh pencemaran limbah yang tidak kita sadari.
Berdasarkan pertimbangan di atas, perlu kiranya diperhatikan efek samping yang akan ditimbulkan oleh adanya suatu industri atau pembangunan sebelum mulai beroperasi. Oleh karena itu, perlu dipikirkan juga apakah industri dan pembangunan tersebut menghasilkan limbah yang berbahaya atau tidak dan perlu juga dipertanyakan tempat pembuangan limbah yang dihasilkan dari perusahaan tersebut.
Sehingga segera dapat ditetapkan perlu tidaknya disediakan bangunan pengolahan air limbah serta teknik yang dipergunakan dalam pengolahan. Air limbah suatu industri baru diperbolehkan dibuang ke badan-badan air apabila telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Selama ini hal tersebut tidak pernah dilakukan bahkan bukan menjadi perhatian yang penting. Padahal sebenarnya sebuah industri dan pembangunan terutama sekali yang dipertanyakan adalah tempat pembuangan limbahnya.
Apabila peraturan yang ada ditaati oleh semua pihak, maka kecemasan dan kekhawatiran pastinya akan terbendung. Kenyataannya, sampai detik ini ada beberapa kasus pembangunan yang dilakukan di Bangka Belitung terkait permasalahan amdalnya tidak jelas. Ini merupakan sebuah bukti betapa tidak ada kepedulian yang muncul karena dinilai belum menimbulkan efek dan dampak yang berarti bagi kehidupan masyarakat.
Sangat disayangkan bahwa tipikal masyarakat Bangka Belitung tidak jauh dari tipikal masyarakat Indonesia pada umumnya. Kesadaran baru akan muncul ketika adanya sebuah permasalahan. Artinya, tidak akan ada aksi sebelum ada reaksi. Tidak ada tindakan sebelum merasakan akibatnya. Kesadaran masyarakat akan bahaya limbah mungkin memang belum terlihat. Inilah yang menjadi penyebab acuhnya masyarakat, selain belum ada efek yang terlihat secara signifikan juga ditambah dengan keterbatasan masyarakat akan informasi tentang bahaya yang ditimbulkan oleh pencemaran akibat limbah.
Satu hal yang ditunggu oleh masyarakat Bangka Belitung, adanya upaya untuk membuat tempat pengolahan limbah secara signifikan. Inovasi dan kreasi itu sebenarnya sudah lebih dulu dilakukan oleh beberapa daerah di Indonesia. Namun belum terlihat di Bangka Belitung. Diharapnya limbah yang tadinya merupakan buangan dari sebuah industri atau pembangunan akan menghasilkan nilai positif yang bisa digunakan untuk kepentingan masyarakat. Ada banyak cara yang bisa ditiru dan diadopsi untuk menangani persoalan limbah.
Lakukan sebuah upaya untuk mencegah kekhawatiran dan kecemasan itu sebelum semuanya menjadi terlambat. Jangan menunggu timbulnya permasalahan dulu baru melakukan sebuah tindakan atau aksi. Namun mulailah melakukan pencegahan itu lebih awal sebelum bahaya itu datang.









BAB III
PENUTUP

3.1       KESIMPULAN
            Pembangunan dalam sektor industri dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat, misalnya bertambahnya lapangan pekerjaan yang akan mengurangi tingkat pengangguran dalam masyarakat, dan sebagainya. Namun, dibalik dampak positif tersebut, pembangunan industri juga dapat berdampak buruk bagi lingkungan dan masyarakat apabila tidak di kelola dengan baik. Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan analisis terhadap dampak yang dapat ditimbulkan bagi lingkungan dan masyarakat jika dibangun kawasan industri di suatu lingkungan agar tidak berdampak buruk bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Perusahaan industri juga harus memperhatikan pembuangan limbah industri agar tidak mencemari lingkungan sekitar industri.

3.2       SARAN
a.            Sebaiknya dilakukan analisis terhadap dampak yang ditimbulkan sebelum membangun industri di sebuah kawasan agar tidak berdampak buruk bagi lingkungan sekitar dan masyarakat.
b.         Pembuangan limbah industri seharusnya lebih di perhatikan oleh perusahaan atau pelaku industri agar tidak mencemari lingkungan dan berdampak  buruk bagi masyarakat sekitar kawasan industri.





DAFTAR PUSTAKA




Share:

Sabtu, 03 November 2018

Teori Lingkungan - Perkembangan Penduduk Indonesia


MAKALAH
TEORI LINGKUNGAN

PERKEMBANGAN PENDUDUK INDONESIA




  

Disusun Oleh :
Brilian Ardi Kusuma
11417256
Kelas : 2IB01

MATA KULIAH : TEORI LINGKUNGAN
DOSEN : ANDI ASNUR PRANATA MUHIBAH HADMAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Perkembangan Penduduk Indonesia”. Adapun Penulisan Ilmiah ini disusun guna menyelesaikan tugas Teori Lingkungan.
Penulis menyadari bahwa terselesainya Penulisan Ilmiah ini tak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah membantu baik berupa materil maupun spiritual, bimbingan, petunjuk dan saran, dukungan dan dorongan yang diberikan kepada penulis, sehingga Penulisan Ilmiah ini dapat selesai tepat waktu. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1.      Bapak Andi Asnur Pranata Muhibah Hadmar selaku dosen Teori Lingkungan.
2.      Teman-teman mahasiswa Universitas Gunadarma angkatan 2017 khususnya kelas 2IB01 terimakasih atas do’a dan dukungannya.
3.      Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu hingga terselesaikannya Penulisan Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Penulisan Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan sarannya yang membangun. Akhir kata penulis berharap, semoga Penulisan Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Depok, 03 November 2018


BAB I
PENDAHULUIAN

1.1       Latar Belakang Masalah
            Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan dan keragaman alam serta budaya yang luar biasa. Tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia termasuk tinggi, yakni sekitar 1,98% per tahun. Indonesia merupakan negara dengan nomor urut keempat dalam besarnya jumlah penduduk setelah China, India, dan Amerika Serikat. Menurut data statistik dari BPS, jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah 225 juta jiwa, dengan angka pertumbuhan bayi sebesar 1,49 % per tahun. Angka pertumbuhan ini relatif lebih kecil dibandingkan dengan angka pertumbuhan bayi pada tahun 1970, yaitu sebesar 2,34%. Dengan jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, maka pertambahan penduduk setiap tahunnya adalah 3,5 juta jiwa. Jumlah itu sama dengan jumlah seluruh penduduk di Singapura. 
            Banyak hal yang harus diperhatikan secara seksama oleh negara untuk kemakmuran rakyatnya, dan masalah kependudukan merupakan salah satu masalah yang dialami hampir setiap daerah di Indonesia. Lonjakan penduduk yang sangat tinggi atau baby booming di Indonesia akan berdampak sangat luas, termasuk juga dampak bagi ekologi atau lingkungan hidup. Hal itu dapat mengganggu keseimbangan, bahkan merusak ekosistem yang ada.
            Perkembangan atau kenaikan jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan upaya penangangan kenaikan tersebut juga dapat mengakibatkan kemiskinan, penyakit yang berkaitan dengan lingkungan hidup, dan sebagainya. Oleh karena itu, pada makalah ini penulis akan membahas lebih lanjut mengenai perkembangan penduduk Indonesia.
1.2       Rumusan Masalah
a.   Apa landasan perkembangan penduduk Indonesia?
b.   Bagaimanakah pertumbuhan penduduk dan pemukiman di Indonesia?
c.   Bagaimanakah pertumbuhan penduduk dan pendidikan di Indonesia?
d.   Bagaimanakah pertumbuhan penduduk dan penyakit yang berkaitan dengan lingkungan hidup?
e.   Bagaimanakah kaitan pertumbuhan penduduk dengan kelaparan?
f.   Apa yang dimaksud dengan kemiskinan dan keterbelakangan?

1.3       Tujuan Penulisan
a.   Menjelaskan tentang landasan perkembangan penduduk Indonesia,
b.   Menjelaskan tentang pertumbuhan penduduk dan pemukiman di Indonesia,
c.   Menejelaskan tentang pertumbuhan penduduk dan pendidikan di Indonesia,
d.  Menjelaskan tentang pertumbuhan penduduk dan penyakit yang berkaitan dengan lingkungan hidup,
e.   Menjelaskan tentang kaitan pertumbuhan penduduk dengan kelaparan,
f.   Menjelaskan tentang kemiskinan dan keterbelakangan.













BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Landasan Perkembangan Penduduk Indonesia
   Pertumbuhan penduduk adalah perubahan atau pertambahan jumlah penduduk yang dipengaruhi oleh faktor kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk (migrasi). Pertumbuhan penduduk terdiri atas dua macam, yaitu sebagai berikut:
1.         Pertumbuhan penduduk alami, yaitu pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh kelahiran dan kematian.
2.         Pertumbuhan penduduk total, yaitu pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, imigrasi, dan emigrasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk terdiri dari 2 faktor yaitu kelahiran dan kematian. Berikut merupakan faktor yang memepengaruhi pertumbuhan penduduk
1.      Kelahiran (natalitas/fertilitas): Kelahiran adalah kemampuan seorang wanita melahirkan yang tercermin dalam jumlah bayi yang dilahirkan. Angka kelahiran ialah rata-rata banyaknya bayi yang lahir dari tiap 1.000 orang penduduk dalam satu tahun. Angka kelahiran dibagi menjadi dua, yaitu:
a.       Angka kelahiran kasar: Angka kelahiran kasar adalah jumlah tiap kelahiran 1.000 orang penduduk pada suatu daerah dalam waktu satu tahun.
b.      Angka kelahiran khusus: Angka kelahiran khusus adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran hidup dari 1.000 wanita usia tertentu dalam waktu satu tahun. Yang dimaksud usia tertentu, misalnya: pada usia 20-24 tahun, 25-29 tahun, 30-39 tahun, dan seterusnya.
2.      Kematian (mortalitas): Angka kematian adalah jumlah kematian setiap seribu penduduk setiap tahun.
a.       Angka kematian kasar: Angka kematian kasar adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian setiap 1.000 penduduk per tahun. Berikut ini penggolongan kematian kasar, yaitu:
1)      Angka kematian rendah, jika angka kematian kurang dari 10.
2)      Angka kematian sedang, jika angka kematian antara 10 – 20.
3)      Angka kematian tinggi, jika angka kematian lebih dari 20.
b.      Angka kematian khusus : Angka kematian khusus adalah rata-rata banyaknya orang yang meninggal dari tiap 1.000 orang penduduk per tahun.
Tingkat pertumbuhan populasi Indonesia antara tahun 2000 dan 2010 adalah sekitar 1.49 persen per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi di propinsi Papua (5.46 persen), sementara pertumbuhan populasi terendah terjadi di propinsi Jawa Tengah (0.37 persen). Program Keluarga Berencana (KB) dikoordinasi oleh institusi pemerintah, yaitu Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Program KB dimulai pada tahun 1968 semasa pemerintahan presiden Suharto dan sampai saat ini masih diteruskan oleh presiden2 penerusnya. Program ini adalah strategi penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia karena pertumbuhan populasi yang rendah akan menyebabkan tingkat PDB per kapita yang lebih tinggi, yang juga akan meningkatkan pendapatan, tabungan, investasi serta menurunkan tingkat kemiskinan.
Menurut proyeksi yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan menilik populasi absolut Indonesia di masa depan, maka negeri ini akan memiliki penduduk lebih dari 270 juta jiwa pada tahun 2025, lebih dari 285 juta jiwa pada tahun 2035 dan 290 juta jiwa pada tahun 2045. Baru setelah 2050 populasi Indonesia akan berkurang. Menurut proyeksi PBB pada tahun 2050 dua pertiga populasi Indonesia akan tinggal di wilayah perkotaan. Sejak 40 tahun yang lalu Indonesia sedang mengalami sebuah proses urbanisasi yang pesat makanya sekarang sekitar separuh dari jumlah total penduduk Indonesia tinggal di wilayah perkotaan. Proses ini menunjukkan perkembangan positif bagi perekenomian Indonesia karena urbanisasi dan industrialisasi akan membuat pertumbuhan ekonomi lebih maju dan menjadikan Indonesia negeri dengan tingkat pendapatan menengah ke atas.
2.2       Pertumbuhan Penduduk dan Lingkungan Pemukiman
Lingkungan pemukiman adalah tempat atau dimana semua warga menempati dan menjadikan sebagai tempat tinggal,tempat usaha atau sebagai sumber usaha dan sebagainya. Lingkungan pemukinman akan menjadi baik atau lebih buruk tergantung pada pengelolaan yang menempati wilayah tersebut.
Perkembangan suatu kota yang semakin pesat dapat memacu juga kepadatan suatu daerah. Hal ini disebabkan karena beragamnya kebutuhan hidup masyarakat perkotaan dan adanya upaya untuk memberi kemudahan dalam memenuhi kebutuhan manusia tersebut. Pertumbuhan penduduk yang semakin besar sebagai akibat dari perkembangan pada aktivitas kota dan proses industrialisasi terutama di beberapa kota di Indonesia yang mengakibatkan banyak berkembangnya kawasan komersial. Berkembangnya suatu kota pasti akan diikuti oleh pertambahan jumlah penduduk. Salah satu permasalahan yang muncul seiring dengan perkembangan suatu kota adalah masalah perumahan dan pemukiman. Menurut Bintarto (Pos Kota edisi Juni, 2012) pemukiman menempati areal paling luas dalam pemanfaatan ruang, mengalami perkembangan yang selaras dengan perkembangan penduduk dan mempunyai pola-pola tertentu yang menciptakan bentuk dan struktur suatu kota yang berbeda dengan kota lainnya.
Perkembangan permukiman pada bagian-bagian kota tidaklah sama, tergantung pada karakteristik kehidupan musyarakat, potensial sumber daya kesempatan kerja yang tersedia, kondisi fisik alami serta fasilitas kota yang terutama berkaitan dengan infrastruktur. Kemajuan dan perkembangan suatu kota tidak terlepas dari pembentuk kota. Pembentuk tersebut meliputi sosial budaya, ekonomi, pemukiman, kependudukan, sarana dan prasarana serta transportasi.
2.3       Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat Pendidikan
            Pendidikan merupakan suatu unsur yang sangat penting bagi setiap warga negara. Tingkat pendidikan atau mutu pendidikan yang tinggi dapat membuat sumber daya manusia (SDM)  menjadi lebuh baik, dampaknya negara akan menjadi lebih maju.
                Pertumbuhan penduduk yang tinggi jika tidak di iringi dengan upaya penanggulangannya dapat berdampak buruk bagi suatu negara, salah satunya di bidang pendidikan. Dengan jumlah penduduk yang besar maka kebutuhan akan fasilitas-fasilitas sosial, pendidikan dan pekerjaan juga ikut meningkat. Jika penduduk di suatu kota yang padat tidak terpenuhi fasilitas pendidikannya maka akan menyebabkan penurunan tingkat pendidikan wilayah tersebut. Tingkat pendidikan yang rendah dapat menyebabkan pengangguran sehingga dampak pada tingkat perekonomian juga memburuk. Jika masalah ini terus diabaikan maka kemerosotan negara tidak dapat dihindari. Tingkat pendidikan yang buruk dapat menyebabkan anak-anak mengalami depresi. Hal ini memicu terjadinya pekerjaan-pekerjaan yang tidak layak dilakukan oleh anak-anak di bawah umur. Bahkan dampak lain dari masalah ini bisa menyebabkan tingkat tindakan kriminal yang dilakukan anak-anak meningkat.
2.4       Pertumbuhan Penduduk dan Penyakit yang Berkaitan dengan Pertumbuhan Penduduk
   Kepadatan penduduk yang tinggi dapat mempengaruhi tumbuhnya kawasan kumuh yang terjadi akibat tidak terbendungnya arus urbanisasi. Di saat banjir, lingkungan yang kumuh sering terjangkit penyakit seperti: malaria, demam berdarah, gatal –gatal, penyakit kulit, dan sebagainya. Di karenakan pada saat banjir, selokan – selokan yang ada di permukiman kumuh tersumbat oleh sampah yang mereka buang sendiri dan tata ruang kota yang kurang baik.
Selain itu banyaknya wilayah hijau di perkotaan sekarang beralih fungsi sebagai bangunan – bangunan pencakar langit, mal – mal yang banyak. Sehingga daya serap air di wilayah perkotaan sangat sedikit. Dengan sedikitnya air yang di serap di wilayah tersebut maka terjadilah genangan air yang semakin lama semakin membesar dengan terjadinya hujan. Dengan terjadinya bencana banjir, maka datang lagi bencana selanjutnya yaitu penyakit yang menjadi wabah paling ampuh saat banjir. Banyaknya wabah penyakit yang di jangkit oleh masyarakat saat banjir, itu semua sangat menggangu kesehatan masyarakat. Karena air banjir membawa berbagai macam penyakit yang sebagian besar di sebarkan oleh tikus dan nyamuk.
2.5       Pertumbuhan Penduduk dan Kelaparan
            Pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat menyebabkan kemiskinan. Hal tersebut dapat terjadi karena dengan adanya pertumbuhan penduduk yang tinggi akan mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan lapangan pekerjaan. Jika lapangan pekerjaan yang ada tidak mencukupi akan banyaknya penduduk yang membutuhkan pekerjaan, maka akan terjadi banyak pengangguran. Pengangguran tersebut akan berdampak pada masalah-masalah ekonomi yang dapat mengakibatkan kemiskinan, gizi buruk, hingga kelaparan.
2.6       Kemiskinan dan Keterbelakangan
Kemiskinan dan Keterbelakangan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
Kemiskinan dapat mengakibatkan para penduduk tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi minimal bagi dirinya sendiri maupun bagi keluarganya. Dampak kemiskinan terhadap lingkungan sosial tampak mengalirnya penduduk ke kota-kota tanpa bekal pengetahuan apalagi bekal materi. Akibatnya antara lain ialah banyaknya tukang becak, pemungut punting, gelandangan, pengemis, dan sebagainnya yang menghuni kampung-kampung liar dan jorok di gubuk-gubuk reot yang tidak pantas didiami manusia. Sebab-sebab kemiskinan yang pokok bersumber dari empat hal, yaitu mentalitas si miskin itu sendiri, minimnya ketrampilan yang dimilikinya, ketidakmampuannya untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang disediakan, dan peningkatan jumlah penduduk yang relatif berlebihan.


BAB III
PENUTUP

3.1       KESIMPULAN
            Pertumbuhan penduduk dapat berdampak buruk jika tidak diiringi dengan upaya penanggulangannya yang baik. Lonjakan jumlah penduduk dapat mengakibatkan terpuruknya ekonomi penduduk hingga menyebabkan kemiskinan. Pertumbuhan penduduk juga berkaitan dengan lingkungan, karena pertumbuhan penduduk yang tinggi dapan menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem hingga berkurangnya lahan hijau karena dibangun untuk kebutuhan tinggal para penduduk.

3.2       SARAN
a.            Seharusnya pemerintah lebih memperhatikan perkembangan penduduk di Indonesia agar tidak berdampak negatif.
b.            Sebaiknya kita meningkatkan kualitas pendidikan kita agar kita mampu bersaing dalam dunia pekerjaan dan tingkat kemiskinan dapat berkurang.
c.             Seharusnya pemerintah membuat lapangan perkerjaan dalam jumlah yang banyak agar tingkat kemiskinan dapat berkurang.











DAFTAR PUSTAKA



Share:
Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Just hold on a little longer, every problem will grow you stronger.

DSL dan ADSL - Teknologi Informasi dan Multimedia#

  TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA DSL DAN ADSL   Disusun Oleh : Brilian Ardi Kusuma 11417256 Kelas : 4IB01B     Mata Kuli...

Cari Blog Ini

Total Tayangan Halaman

Blogger templates